Pesona Si Onthel Solo Terdengar hiruk pikuk kendaraan berlalu lalang melintasi bidang keabu-abuan yang terbilang keras, ditambah tetesan hujan keji melumuri bidang tempat Odot dan Gely menampakkan kaki. Mereka pun menanti hingga langit usai mencampakkan kemarahan. Memang, tak dapat dipungkiri bahwa mungkin alam masih belum puas melampiaskan kemarahannya sejak peristiwa tsunami Mentawai dan meletusnya Gunung Merapi. Sembari menanti, kedua pemuda tersebut pun memanfaatkan waktu luang tersebut guna mengisi relung lambung yang tengah kosong. Selang beberapa saat kemudian, tepat ketika mereka telah melahap santapan roti bakpao tersebut, akhirnya kemurkaan langit kian sirna. Ini merupakan suatu pertanda yang amat baik karena kedua pemuda gigih tersebut dapat kembali melanjutkan perjalanan mereka demi menuntaskan sebuah misi kecil, memperbaiki onthel berparas sedikit lusuh. “Gel, masih jauh kah lokasi yang hendak kita tuju?”, tutur Odot sembari mengawali per...