Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

AJMariendo di Tahun Keempat

Kisah AJMariendo di Tahun Keempat... Relung Sukacita Waktu berlari kian kencangnya seolah-olah hendak diterkam badai. Sungguh tak terasa sudah kala itu sudah memasuki penghujung triwulan pertama di tahun itu. Seperti biasa fajar mulai menjemput AJM untuk memulai beraktifitas. Entah apakah gerangan yang terjadi, mendadak ia terpikir akan momongan mungilnya yang sudah ditelantarkannya selama beberapa tahun terakhir. “Apakah gerangan kabar momongan mungilku ini? Apakah gerangan yang melucuti rasa acuh tak acuhku terhadapnya? Masakan aku memikirkannya? Sepadankah perhatianku kembali kutambatkan padanya setelah sekian lama ini? Ah, mungkin hanya jeritan sesaat hatiku sajalah semuanya ini”, gumamnya pelan penuh gelisah membara. Ia lalu berdiri dari singgasana istirahatnya. Kedua kakinya sungguh teramat lincahnya menghentak ubin nan lantang kian cepat. Sesaat (kedua kakinya) berhanti yang kemudian kembali sibuk menghentak pasti. Selang beberapa detik kemudian, perhatiannya tertuju pad...

AJMariendo di Tahun Ketiga

Kisah AJMariendo di Tahun Ketiga... Mengerjakan Soal Ujian Kehidupan Segudang aktivitas kian mengalir deras di dalam pundi-pundi kehidupan AJM di kota metropolitan yang konon merupakan kota termegah seantero nusantara itu. Ya, Kepala Bunda memang sudah berkuasa sebagai kota terbesar sejak dahulu kala. Keseimbangan tempo AJM kian membisu menuju ke dalam jemu nan semu. “Ya, betapa aku selalu mengingat kejadian kala itu. Tahun itu sungguh menelan sukacitaku”, tuturnya sembari memejamkan kedua matanya dalam-dalam menuju sanubarinya. “Ya, aku harus melakukan sesuatu”, tuturnya kemudian sembari menyibukkan perhatiannya membelalak ngeri kepada seluruh muka meja di hadapannya. Sesaat kemudian, ia merogoh catatan elektronik yang terletak tidak jauh dari perhatiannya. Lalu, tangan kirinya dengan cepat mendekap kursi yang sejak semula berpasrah di sisinya. Sekejap saja ia sudah melindasi kursi itu. Kedua tangannya sudah mulai bekerjasama menopang catatan elektroniknya. Maka, mulailah ia ...

AJMariendo di Tahun Kedua

Kisah AJMariendo di Tahun Kedua... Balada Gerilya Hari berganti hari kian gusar, laksana ombak membelah samudera raya. Kala itu, AJM sedang menuntut ilmu di sebuah Biro Arsitek di Kota mungil nan asri, Mono. Ia sudah berada di sana selama beberapa hari nan berkesan. “Oh, betapa menawan nan sederhananya kota ini. Ya, kau sungguh menawan menembu hingga sanubariku, Mono!”, gumam AJM ketika menikmati keindahan dan keramahan kota itu sembari mengendarai salah satu onthel milik Pak You See. “Ya, benamkanlah tekadmu di sini setidaknya dalam tempo tiga bulan. Kau akan mengecap kesudahannya laksana angin fajar nan menghamburkan butiran embun”, tutur Gely yang memang sejak awal sudah berada sejajar namun sedikit lebih memimpin di depan bersama dengan onthel manis kegemarannya. “Ya, Gely. Oh betapa menakjubkannya Mono ini! Segudang inspirasi nan tumbuh semerbak menaungi sanubariku. Oh betapa banyaknya yang dapat kugali sedalam samudera di kota nan elok ini!”, tutur AJM dengan penuh gelora...

KAPLET DAN NOVENA ROH KUDUS

Kaplet Roh Kudus disusun pada tahun 1892 oleh seorang biarawan Fransiskan Kamusin di Inggris sebagai sarana bagi umat beriman untuk menghormati Roh Kudus. Doa ini kemudian memperoleh persetujuan apostolik dari Paus Leo XIII pada tahun 1902. Kaplet ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menghormati Roh Kudus, sama halnya dengan Doa Rosario yang oleh para rahib Dominikan dimaksudkan untuk menghormati Santa Perawan Maria Bunda Allah. Kaplet ini terdiri dari lima kelompok manik-manik, yang setiap kelompoknya masing-masing terdiri dari tujuh buah butir manik-manik. Dengan kata lain, masing-masing kelompok manik-manik ini mewakili misteri yang bila dijumlahkan ada sebanyak lima misteri. Bila semuanya dijumlahkan, maka terdapat tiga puluh lima butir manik-manik kecil dan dua belas butir manik-manik besar. "Doa ini sungguh teramat baik kita terapkan setiap hari, khususnya di masa Pekan Suci (Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi, Paskah, hingga Pentakosta)", t...

AJMariendo di Tahun Pertama

Kisah AJMariendo di Tahun Pertama Kemurnian Dibalik Kejenuhan Seperti halnya dengan hari-hari nan lampau, mentari mempertontonkan kemilaunya dengan angkuhnya, seolah mempertegas bahwa kali ini memang benar adanya para insan-insan kota sedang menghadapi musim kemarau. “Waow, waktu kian cepat berlalu. Sebentar lagi tibalah saatnya aku harus menghadapi sidang ujianku. Apakah gerangan yang terjadi? Masakan aku merasakan kejenuhan yang kian hebat mendekati tempo hari penting itu. Apakah luapan kejenuhanku ini sudah layak dan sepantaskan kudekap, seperti halnya teman-temanku yang lain?”, gumam AJM sembari mengendarai roda dua kesayangannya. Pagi kala itu, suasana kampus, khususnya di gedung HC, sedikit lebih membisu. Kemudian AJM melangkah semakin mendekat dari arah pintu gerbang utama gedung. Langkah kaki itu terhenti beberapa detik, pertanda adanya perubahan haluan menuju ke lantai dibawahnya. Ia mempercepat langkah kakinya sehingga ia semakin tak terlalu mengamati suasana yang ...